top of page

Ekspedisi Pengembaraan MOONPALA

  • Ryan Fajar Ramadhan
  • Jun 10, 2015
  • 4 min read


Perjalanan pengembaraan pdimulai setelah usai U melaksanakan apel di sekolah. Kami menaiki angkutan umum untuk mencapai stasiun Serpong yang akan mengantar kami ke stasiun utama, yakni stasiun Senen. Berangkat dari stasiun Senen jam 22.27 malam. Kereta berderak menuju timur dan setelah melalui perjalanan sekitar 8 jam, sampailah kami di stasiun Lempuyangan, Yogya jam 06.55. Awal yang mulus dan kami lalui dengan berbincang dan sedikit istirahat.


Setelah keluar dari stasiun, kami mengisi perut yang keroncongan dengan menu Yogya yang terkenal murah. Perjalanan dimulai dengan menaiki carter bus menuju Gapura Wekas. Dari sana, barulah kami menaiki mobil pick up. Jalur pendakian kami adalah naik melalui Wekas dan turun melalui Selo. Pendakiannya sendiri dimulai jam 14.45, tepatnya setelah melaksanakan doa bersama agar selamat dalam perjalanan.


Dari awal, track terlihat menanjak dengan pepohonan rimbun yang masih menaungi perjalanan. Setelah berjalan lebih kurang 4 jam, seluruh rombongan akhirnya tiba di pos 2 pukul 18.30. Kami kemudian mendirikan tenda guna beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan menuju puncak keesokan harinya.


Di pos 2, kami mendirikan 6 tenda. Sejak jam 6 sore, hawa dinginnya mulai terasa. Menusuk menembus tulang, mengiris iris sembilu, dingin. Guna menambah tenaga, kami pun masak dengan menu yang telah dibuat oleh masing-masing kelompok. Dengan menggunakan nesting dan kompor portable, acara masak memasak pun dimulai. Bangun keesokan harinya, suasana dingin masih menyelimuti tenda kami. Sleeping bag seolah useless. Dingin yang mungkin hampir mencapai 0 derajat tersebut hanya bisa dihangatkan oleh kasih seorang ibu HAHAHAHA bercanda.


Setelah keluar dari tenda, kami menyaksikan pemandangan menakjubkan dari penampakan gunung kembar Sindoro - Sumbing. Keduanya tegak membusung, melemparkan pesona sehingga kami pun takjub terkesima dan mengambil foto kedua gunung tersebut.


Geliat indahnya awan yang ditunjukan oleh perkasanya gunung sumbing dan sindoro membuat penulis hanya berdecak kagum dan tak berhenti berucap "Subhanallah".


Euphoria keindahan Sindoro - Sumbing harus segera kami akhiri dengan mengucap syukur pada kebesaranNya.


Setelah menyantap makan pagi yang kami masak, kami pun bersiap menuju puncak Merbabu. Dari pos 2 menuju puncak, para pendaki tidak akan menemui mata air. Artinya apa? Artinya kami harus mengatur persediaan air dengan sebaik baiknya. Dan perjalanan pun dilanjutkan.


Rute dari pos 2 menuju puncak tetap dengan kondisi menanjak. Akan tetapi tracknya lebih berdebu. Setelah berjalan beberapa jam, kami memutuskan untuk meninggalkan carrier di pertigaan dan dijaga oleh beberapa teman, karena kita akan terus menuju ke puncak Syarief.


Setelah menikmati indahnya puncak Syarief. Kami berjalan kembali ke pertigaan untuk mengambil carriel dan membawanya ke puncak Klenteng Sanga. Baru berjalan beberapa puluh menit, kami tiba di jembatan setan. Track pendakian yang cukup extreme karena menanjak sekali sehingga istilah "setan" digunakan untuk mendeskripsikan jalur tersebut. Di jalur ini, penulis semakin melihat kekompakan antar pendaki dari Moonpala karena beberapa dari kami membantu dengan membuat tali webbing agar carriel dari tiap pendaki dilepas dan diangkat oleh tali webbing, lalu pemiliknya menyusul naik, indahnya teamwork.


Setelah melewati jembatan setan, track semakin menanjak dan licin karena berpasir. Sebeneanya kalau meliaht kondisi track, saya pesimis untuk menyentuh puncak Merbabu. Namun kegigihan ternyata mengalahkan segalanya. Dengan kerjasama dan keinginan yang kuat serta doa, akhirnya titik 3145 MDPL a.k.a puncak Klenteng Songo berhasil kami jamah.


Rasa senang sekaligus haru terasa ketika kami melihat bendera Merah Putih berkibar dengan perkasa. Mata berkaca- kaca, mengembang airmata ketika jiwa tersentuh oleh rasa. Dan seketika semua pendaki langsung sibuk untuk mengabadikan momen di puncak tertinggi Merbabu ini. Total perjalanan yang kami tempuh dari pos 2 hingga puncak sekitar 7 jam. Setelah foto bersama dan juga apel, kami memutuskan untuk menuju ke Sabana 2 untuk membuat tenda, melewati jalur Selo. Pada beberapa titik, jalur Selo sungguh curam. Kondisi fisik yang lelah, beberapa perut yang kelaparan, ditambah dengan angin gunung yang membuat para pendaki kesulitan untuk melalui jalur tersebut.


Setelah sampai di Sabana 2, tenda langsung dibangun. Karena perut sudah keroncongan, acara masak-masak kembali dilaksanakan. Untuk soal menu, masih berbeda beda karena tiap kelompok menyiapkan menunya sendiri sendiri Dari jam 12 hingga pukul 3 pagi, didalam tenda penulis ternyata tidak ada yang bisa tidur, kami semua langsung bangun dan membuat cokelat panas, karena udara yang sangat dingin. Tiba-tiba terdengar suara dari luar yang mengatakan kami akan melanjutkan perjalanan pukul 5 (ternyata cuma bercanda) karena kami semua kaget, kami memutuskan untuk tidur kembali.


Pukul 6 penulis keluar dari tenda dan melihat beberapa orang sudah memulai untuk masak, maka penulis juga langsung mengeluarkan kompor untuk masak dengan menu-menu terakhir yang ada di carriel agar bawaan turun semakin ringan. Oh, makan pagi yang sungguh nikmat.


Dari Sabana 2 pukul 9.30 kami pun bersiap untuk menuju basecamp Selo yang letaknya sekitar 3-5 jam perjalanan. Pukul 14.30 akhirnya semua rombongan tiba di basecamp Selo. Setelah bersih bersih dan makan siang, kami pun bersiap kembali menuju tujuan akhir kita, yaitu - selamat sampai rumah. Dari basecamp Selo kami turun ke "peradaban" dengan menggunakan mobil pick-up. Setelah turun, kami melanjutkan dengan menaiki bus yang sudah di carter sampai stasiun Solo Jebres. Karena kereta yang akan berangkat masih lama, maka kami memutuskan untuk makan di angkringan depan stasiun Solo Jebres sampai pukul 23.00. Setelah waktu yang ditentukan, kami menaiki kereta dan berangkat pukul 00.00 dan tiba di stasiun Senen pukul 10.00.


Dari stasiun Senen kami menuju stasiun Serpong dan di jemput oleh angkot yang sudah dicarter oleh alumni untuk perjalanan ke sekolah. Setelah sampai di sekolah, kami melakukan apel dan pulang ke rumah masing masing. | Ryan Fajar Ramadhan


Comentários


 RECENT POSTS: 
 SEARCH BY TAGS: 

Copyright 2018 Member Of

  • Black Facebook Icon
  • Black Twitter Icon
  • Black Google+ Icon
  • Black YouTube Icon
  • Black Pinterest Icon
  • Black Instagram Icon
bottom of page