top of page

Catatan Perjalanan Nippon Challenge Program 2017

  • CA
  • Feb 14, 2018
  • 8 min read

Foto 1: Berfoto bersama orang tua sebelum memasuki gate pemberangkatan pesawat di Soekarno Hatta International Airport (5/11).

Nippon Challenge Program merupakan program tahunan SMA Negeri 2 Tangerang Selatan yang diselenggarakan dalam rangka memberi pengalaman bagi siswa untuk mempelajari budaya, bahasa, dan kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Bekerjasama dengan beberapa sekolah yang diharapkan menjadi mitra kerjasama berkelanjutan, siswa SMA Negeri 2 Tangerang Selatan mendapat kesempatan untuk menjalani kehidupan sekolah dan keluarga selama beberapa hari.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, akhirnya kami tiba di Kansai International Airport, Osaka pada tanggal 6 November dan langsung menuju Okayama University menggunakan Shinkansen. Kami dipandu oleh Tante Safitri dan Om Barkah yang memperkenalkan kami dengan Pak Wiji, salah seorang mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh kuliah S3 di Universitas ini. Kami membicarakan banyak hal dengan beliau berkaitan dengan kesempatan beasiswa yang ditawarkan oleh kampus, jurusan jurusan yang tersedia, serta beberapa tips untuk hidup di Jepang.

Foto 2.1, 2.2, 2.3: Tiba di Okayama University.

Pak Wiji mengantar kami untuk bertemu dengan perwakilan kampus Okayama University, yaitu Mr. Nakamura. Dalam kesempatan ini, kami mendapat penjelasan tentang waktu pendaftaran untuk melamar beasiswa, kuota yang tersedia, serta persyaratan yang harus dipenuhi.

Foto 3.1 : Booklet panduan aplikasi beasiswa Okayama University; Foto 3.2 dan 3.3: Mendengarkan penjelasan mengenai aplikasi beasiswa Okayama University oleh Pak Wiji dan Mr. Nakamura

Perjalanan hari pertama dilanjutkan ke Dotonbori, salah satu pusat keramaian yang terkenal di Osaka. Kami membeli beberapa perlengkapan yang diperlukan, juga makan malam di salah satu rumah makan yang menjual Tendon.

Foto 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4: Situasi di Dotonbori dan restoran Tendon

Setelah menyelesaikan makan malam, kami melanjutkan perjalanan menuju hotel Agora Regency, Osaka. Keesokan harinya, kami mengunjungi dua buah kuil terkenal yang terletak di Kyoto. Kuil pertama yang kami kunjungi adalah Kinkakuji (kuil emas). Area kuil ini tidak terlalu luas dengan kontur tanah khas daerah perbukitan yang sedikit menanjak dan berkerikil. Suasana musim gugur memperindah keadaan dengan warna warni daun pepohonan yang menyenangkan pandangan kami.

Foto 5.1: Peta area kuil Kinkakuji

Foto 5.2 dan 5.3: Berada di kawasan masuk kuil dan berfoto di depan kuil Kinkakuji

Menjelang sore, kami beranjak dari Kinkakuji dan menuju kuil selanjutnya, yaitu Fushimi Inari (kuil seribu gerbang). Kuil ini sangat megah dengan ciri khas warna oranye dan patung patung Rubah. Situasi sangat ramai oleh pengunjung dan beberapa stand penjual makanan serta souvenir.

Foto 6.1: Berfoto di area masuk kuil Fushimi Inari

Foto 6.2: Peta area kuil Fushimi Inari

Foto 6.3: Suasana jalan

null

sepanjang area kuil Fushimi Inari.
















Dini hari Rabu, 8 November sekitar pukul 5.30 pagi kami beranjak dari hotel Agora Regency di Osaka menuju Haruhigaoka High School di Nagoya. Perjalanan ditempuh dalam waktu sekitar tiga setengah jam. Kami tiba di Haruhigaoka High School pada pukul sembilan, disambut oleh Hoshino sensei, Nagai sensei, dan Asai sensei. Ketiganya merupakan guru Bahasa Inggris di sekolah ini. Kunjungan ke Haruhigaoka High School dan homestay akan dilaksanakan hingga Jum’at, 10 November.

Foto 7.1: Tiba di Haruhigaoka High School



Setelah mengganti sepatu masing-masing dengan uwabaki (sepatu dalam ruangan), kami dipersilakan menyimpan barang bawaan kami dalam sebuah ruangan, kemudian diarahkan menuju ruangan tempat penyelenggaraan upacara penyambutan. Dalam ruangan tersebut, teman homestay kami sudah menunggu. Sambutan demi sambutan pun mulai disampaikan. Dipandu oleh Nagai sensei sebagai MC, sambutan pertama disampaikan oleh Kepala Haruhigaoka High School, Mr. Hiraki Futamura, dilanjutkan dengan sambutan oleh perwakilan murid dari Haruhigaoka, Rino Nakashima. Seremoni penyambutan berlangsung sederhana namun hangat dan bersahabat.

Foto 7.2 dan 7.3: Seremoni penyambutan oleh Kepala Sekolah dan perwakilan siswa Haruhigaoka High School.

Seremoni penyambutan diakhiri dengan penyampaian ucapan terima kasih dari perwakilan guru serta salah satu siswa SMAN 2 Tangerang Selatan.

Foto 7.4 dan 7.5: Pidato ucapan terima kasih oleh perwakilan siswa dan guru SMA Negeri 2 Tangerang Selatan.

Foto 7.6: Berfoto bersama usai seremoni penyambutan di Haruhigaoka High School.

Setelah upacara penyambutan selesai, kami bersiap mengikuti kelas yang telah dijadwalkan. Beberapa siswa Haruhigaoka telah ditugaskan untuk menjemput kami dari ruang tunggu dan mengantarkan kami kembali ketika sesi kelas berakhir.


Kelas pertama yang kami ikuti di hari Rabu adalah kelas Bahasa Inggris bersama Matsura sensei. Kami berlatih pronunciation dengan sebuah teks tentang Machu Picchu. Ada banyak observer dalam kelas ini, yaitu beberapa mahasiswa yang akan menjadi guru. Matsura sensei merancang aktivitas agar setiap orang dapat terlibat aktif dalam pembelajaran. Beliau juga melibatkan mahasiswa tersebut untuk membantu kami memperbaiki pengucapan kata kata yang ada dalam teks. Setelah berlatih

pronunciation, kami menjawab beberapa pertanyaan yang menguji pemahaman kami terhadap isi teks. Salah satu dari kami menjawab pertanyaan dan menuliskannya di papan tulis.

Foto 8.1 dan 8.2: Materi belajar dalam kelas Bahasa Inggris bersama Matsura sensei

Kelas bahasa Inggris berlangsung selama 50 menit saja. Setelah kelas berakhir, kami diantar oleh dua orang kawan baru bernama Saki dan Naomi kembali ke ruang tunggu. Ada waktu 10 menit sebelum kami mengikuti pelajaran kedua. Setelah menanyakan hal tersebut, kami akhirnya mengetahui bahwa selalu ada jeda 10 menit di sela pergantian jam pelajaran yang diperlukan dalam mekanisme moving class. Hal ini sangat berbeda dengan jadwal kegiatan belajar mengajar yang kami jalankan di sekolah.


Foto 8.3: Suasana dalam kelas Bahasa Inggris

Pada jam pelajaran berikutnya, kami mengikuti kelas "Home Economic". Kami belajar untuk memasak Onimanju, yaitu makanan manis khas Jepang yang terbuat dari ubi jalar, dan Fondant Chocolate. Kelas ini dipandu oleh Ishikawa sensei. Masing-masing dari kami bergabung dalam kelompok yang berbeda- beda dengan anggota sebanyak 6 orang. Pelajarannya sangatlah menyenangkan.


Foto 9.1: Resep masakan yang dipraktikkan dalam kelas memasak

Foto 9.2: Suasana kelas memasak

Foto 9.2 – 9.6: Suasana yang menyenangkan dalam kelas memasak

Selepas kelas "Home Economic", kami menghabiskan waktu makan siang bersama murid murid Haruhigaoka di ruangan yang telah disediakan. Kelas selanjutnya yang akan kami ikuti adalah kelas Judo yang dibimbing oleh Sato sensei. Dalam kelas ini kami tidak sepenuhnya berpartisipasi, namun hanya mengamati bagaimana murid-murid Haruhigaoka mengikuti kelas Judo. Kami juga diberi kesempatan untuk memakai seragam Judo dan melakukan beberapa gerakan sederhana.


Foto 10: Mengikuti kelas Judo

Saat pulang sekolah, Nagai-sensei memandu kami untuk berkeliling sekolah dan melihat kegiatan beberapa klub ekstrakurikuler yang ada di Haruhigaoka. Kami melihat aktivitas klub rugby, baseball, band, fotografi, dan musik. Setelah selesai, kami pulang ke rumah homestay masing masing, namun dua dari kami masih harus menunggu teman homestay yang sedang mengikuti klub bela diri "Shorinji- kempo".


Foto 11.1 dan 11.2: Kegiatan klub Shorinji Kempo dan Football

Setibanya di rumah, kami bertemu dan berkenalan dengan keluarga homestay. Disela waktu makan malam bersama, kami mengobrolkan banyak hal.

Foto 12.1 – 12.4: Berfoto bersama keluarga homestay

Pada hari Kamis, 9 November kami berangkat menuju Haruhigaoka High School dari homestay. Beberapa diantara kami diantar oleh orang tua homestay, dan sebagian yang lain menggunakan kendaraan umum. Hari ini kami akan mengikuti kelas kaligrafi di jam pelajaran pertama. Kami memulai pelajaran dengan mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan dalam membuat kaligrafi Jepang. Hashizume sensei memberi instruksi untuk berlatih menulis garis-garis dasar. Selanjutnya, kami berlatih menulis yuushi (有志 - simpati). Setelah dirasa cukup, kami diminta untuk mengumpulkan hasil kaligrafi kami ke hadapan beliau untuk dinilai.


Setelah dinyatakan lulus dalam menulis yuushi, kami mendapat kesempatan menulis satu huruf lagi, yaitu heiwa (平和 - damai). Seperti sebelumnya, kami diberi waktu untuk berlatih menulis beberapa kali dan mendapat penilaian. Setelah itu, kami diminta untuk menulis kaligrafi heiwa (平和 - damai) di kertas kulit untuk ditukar dengan milik murid Haruhigaoka.

Foto 13: Kaligrafi Heiwa

Kelas kaligrafi berakhir. Kami menghabiskan waktu makan siang bersama dengan teman teman homestay dan beberapa orang teman lainnya. Setelah makan siang, kami diantar oleh Asai sensei menuju observatorium astronomi yang berada di luar lingkungan SMA Haruhigaoka, namun masih berada dalam kompleks Chubu University. Observatorium ini merupakan fasilitas milik Chubu University yang masih terbilang baru. Di tempat ini kami mendapat penjelasan mengenai fasilitas fasilitas yang berada dalam observatorium tersebut. Kami juga mendapat penjelasan dan presentasi dari Prof. Noriyuki Inoue mengenai bintang, posisi beserta rasi bintang, galaksi, dan lain lain.

Foto 14.1, 14.2: Melihat observatorium astronomi dan mendengarkan presentasi benda benda langit

Pada saat pulang sekolah, teman teman homestay mengajak kami pergi menuju suatu tempat bernama Oasis 21. Dari sekolah, kami berjalan kaki menuju halte bus terdekat, lalu melanjutkan perjalanan menggunakan kereta. Setibanya di sana, kami melihat lihat dan mengunjungi berbagai macam toko yang menjual buku, pakaian, mainan, dan lain lain. Setelah itu, kami naik ke rooftop Oasis 21 yang memiliki pemandangan sangat indah saat malam hari.

Foto 15: Rooftop Oasis 21

Sepulang dari Oasis 21, kami pergi untuk makan sushi dengan keluarga homestay. Restoran sushi yang kami kunjungi adalah restoran yang menyediakan sushi yang berputar di depan pengunjung (kaiten- zushi).

Pada hari Jum'at, 10 November kami hanya mengikuti dua kelas, yaitu kelas Matematika dan Bahasa Inggris. Kami diberi banyak waktu guna mempersiapkan diri untuk melakukan presentasi dan performance saat upacara penutupan yang akan dilakukan di sore hari.

Foto 16: Suasana kelas Bahasa Inggris bersama Hoshino sensei

Dalam kelas Bahasa Inggris yang dibimbing oleh Hoshino sensei, kami mempresentasikan kehidupan sekolah di SMAN 2 Tangerang Selatan. Kami juga membawa konten presentasi tentang musik, pakaian, makanan, dan tempat tempat pariwisata populer di Indonesia. Setelah menyelesaikan presentasi, kami dibagi lagi ke dalam kelompok murid yang lain untuk mendengarkan presentasi dari mereka.


Tibalah detik detik upacara perpisahan. Matsura sensei menjemput kami menuju aula sekolah untuk bersama sama menghadiri seremoni penutupan sekaligus perpisahan. Suasana kagum dan haru berbaur dalam perasaan kami ketika siswa Haruhigaoka menyuguhkan beberapa penampilan yang sangat memukau dan berkesan. Penampilan pertama merupakan penampilan dari klub Shorinji-Kempo, yaitu salah satu seni bela diri tradisional Jepang. Penampilan puncak dipersembahkan oleh klub orchestra dengan kekompakan dan kelihaiannya memainkan beragam alat musik dengan harmonisasi yang menyentuh.


Penampilan orchestra ini juga diselingi dengan sebuah aksi teatrikal sederhana yang melibatkan salah seorang dari kami untuk menyelamatkan jalannya acara. Setelah klub orchestra menyelesaikan penampilannya, masih ada lagi sebuah tarian tradisional bertema penyucian yang dibawakan oleh satu orang.

Foto 17.1 dan 17.2: Penampilan dari klub bela diri “Shorinji Kempo”

Foto 17.3-17.6: Penampilan Orkestra dan aksi teatrikal

Foto 17.7: Tari tradisional

Persembahan dari Haruhigaoka selesai, tibalah giliran kami memberikan penampilan berupa lagu. Sebelumnya, kami diminta untuk menyampaikan kembali presentasi yang telah kami sampaikan di dalam kelas Bahasa Inggris karena adanya perbedaan audiens. Setelah menyampaikan presentasi tersebut, kami mempersembahkan tiga buah lagu, yaitu Apuse, Kebyar-Kebyar, dan sebuah lagu berbahasa Jepang berjudul Tsubasa Wo Kudasai. Seremoni ditutup dengan menyanyikan mars sekolah Haruhigaoka.


Foto 17.8: Penyerahan kenang kenangan kepada kepala sekolah Haruhigaoka High School

Setelah rangkaian acara selesai, kami berfoto bersama lalu bertukar kenang kenangan dengan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah. Tak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak Haruhigaoka yang telah mempersiapkan dan melakukan banyak hal untuk kami. Kamipun berpamitan dan berharap kelak mendapat kesempatan untuk berjumpa lagi.


Foto 18: Makan malam di rest area antara Nagoya - Tokyo

Kami melanjutkan perjalanan dari Nagoya menuju hotel Narita Tobu di Tokyo. Hari mulai gelap, kami pun singgah di sebuah rest area untuk makan malam. Dalam perjalanan, kami membicarakan jadwal kegiatan untuk esok hari. Karena adanya kendala dalam kunjungan ke Imperial Palace dan National Diet, kegiatan kami pada hari Sabtu akhirnya dialihkan ke wisata budaya di kaki gunung Fuji (Saiko Iyashi No Sato Nenba) dan wisata belanja di Gotemba Premium Outlets.


Foto 19: Wisata Budaya di Kaki Gunung Fuji

Banyak pengalaman yang ditawarkan di Saiko Iyashi No Sato Nenba. Namun karena keterbatasan waktu, kami hanya menyewa Yukata, kostum Ninja, dan kostum Samurai untuk melakukan beberapa sesi foto. Walaupun demikian, kami merasa sangat senang dengan pengalaman ini. Makanan yang kami cicipi di tempat ini pun terasa lebih nikmat dibanding makanan serupa yang sempat kami coba di stasiun kereta. Beberapa dari kami memesan mie udon, dan sebagian yang lain memesan mie soba.

Foto 20: Pengeringan buah Kaki untuk dijadikan Hoshigaki

Salah satu hal menarik lain yang kami temui disini adalah kebiasaan masyarakat untuk mengeringkan buah. Dikenal dengan nama Hoshigaki, buah Kesemek (柿 - Kaki) dikeringkan dalam masa tertentu hingga mengeluarkan sukrosa dan tahan disimpan dalam waktu lama. Makanan ini biasanya disimpan sebagai cadangan makanan ketika musim dingin.

Kami memasuki hari ke tujuh dan berencana mengunjungi Tokyo Disney Sea. Namun karena pertimbangan padatnya pengunjung di hari Ahad, maka kami mengganti tujuan perjalanan di hari ini. Kami membeli buah tangan khas Jepang di Asakusa, lalu ke Akihabara, dan Shibuya Shopping District. Akhirnya, kami menutup petualangan 9 hari kami dengan mencoba beberapa wahana di Tokyo Disney Sea pada hari Senin, 13 November.


Foto 21.1 – 21.4: Petualangan di Asakusa, Akihabara, dan Tokyo Disney Sea

Selamat tinggal Jepang, kami kembali ke tanah air tercinta di hari Selasa, 14 November. Segala impian tertanam, menunggu masanya untuk tumbuh bermekaran dan membuahkan karya.

 
 
 

Comments


 RECENT POSTS: 
 SEARCH BY TAGS: 

Copyright 2018 Member Of

  • Black Facebook Icon
  • Black Twitter Icon
  • Black Google+ Icon
  • Black YouTube Icon
  • Black Pinterest Icon
  • Black Instagram Icon
bottom of page