PROGRAM PERTUKARAN GURU TC RAS/0/065 PROJECT MANILA - PHILIPINA
- MCI, CA
- Jun 11, 2015
- 8 min read

Perjalanan dimulai minggu pagi jam 09.00 menuju Bandara Internasional Soekarno - Hatta. Tiba pukul 11.00 WIB di sana sudah ada Ibu Noor Laila Sahlan Dari SMAN 1 angsel dan Staff Batan : Dimas untuk memberikan arahan tentang perjalanan liplna. Kami masih mcnuiiggu teman dari Surabaya yaitu Ibu Endang Wahyu Rlnjani dan Ibu Sri wilujeng dari 5MAN 3 Surabaya dan SMAN 11 Surabaya karena mereka harus transit dari Surabaya. Sambil menunggu kami check in dahulu mengingat waktu boarding sudah dekat. Seusai check in kami masih menunggu kedatangan ibu Yani dan ibu Sri karena pesawat me raka delay 1 jam. Akhirnya pukul 12.30 mereka tiba setelah itu kami menuju imigrasi untuk pemeriksaan dokumen,selanjutnya Boarding Pass kami menunggu keberangkatan sehingga sempat Sholat Dzuhur dahulu. Tepat pukul 13.00 pesawat kami siap berangkat dan take off pukul 13.15. Perjalanan diperkirakan sampai 4 jam. Jujur, ini merupakan pengalaman pertama saya ke luar negeri, dan selama perjalanan kami menonton film yang ditayangkan oleh kru. Sajianpun diberikan oleh pramugari dengan tawaran menu daging ayam atau ikan. Saya memilih daging ayam yang ternyata berbeda olahan bumbu dan rasa ala Filipina yang terasa kurang pas dilidah. Akhirnya saya hanya makan roti dan pudingnya saja. Ternyata hal itu sama dialami oleh teman2 saya juga.
Pukul 18.00 waktu setempat (selisih satu jam dengan waktu dI Jakarta) pesawat mendarat. Kami dijemput oleh Staff PNRI (Philippine Nuclear Research Institute ) Mr.Roel. Kami diantar ke Apartemen yang Jarak tempuhnya 1 Jam - tempat kami akan menginap selama 6 hari. Saya di lantai 24 sedangkan Ibu-ibu lantai 28 dan langsung istirahat Pagi hari kegiatan dimulai di gedung PNRI dengan acara sambutan dari Direktur PNRI
Dr.Delarosa perkenalan Staff PNRI, Kepala Sekolah SFHC dan QCHS dan guru-guru Filipina serta visiting teachers dari Indonesia plus Technical Officer, IAEA Mr.Sunil Sabharwal. Dilanjutkan Presentasi dari Kepala Divisi Pendidikan dari Quenzon City, Dr.Helen Grace tentang K-12 Kurikulum; ia menjelaskan perbedaan antara K12 dengan kurikulum sebelumnya. Pada kurikulum K12 terbagi dua jurusan Yaitu STEM dan Sosial untuk pendidikan menengah dimulai dari Elementary yaitu dari TK sampai kelas 6 Junior High School, dari kelas 7 sampai kelas 10 dan Senior High School dari kelas 11 sampai kelas 12. Pada kurikulum mereka penjurusan sudah mulai dari kelas 11. Materi selanjutnya disampaikan oleh Dr. Sunil Sabharwal, Technical Officer, IAEA yang menyampaikan bagaimana pentingnya edukasi tentang nuklir di lingkungan sekolah. Presentasi selanjutnya dari guru Filipina tentang implemetasi program IAEA di sekolah. Dan Materi terakhir di sampaikan oleh Mr. Roel tentang training of teachers on nuclear Science and technology. Kegiatan pada hari pertama diakhiri dengan kunjungan ke fasilitas PNRI.
Hal ini dapat dikaitkan dengan materi agar nantinya siswa dapat menggambarkan sinar alpha. Beta dan gamma melalui percobaan. Percobaan Ini dinamakan Cloud chamber sebuah partikel detektor digunakan untuk mendeteksi ionisasi radiasi yang diperlihatkan melalui jalur radiasi dalam udara tertutup, bahan yang digunakan yaitu box plastik transparan, busa, alkohol, solatif, Dry ice, senter kecil, sumber radioaktif, sarung tangan, double tape. Sebelum percobaan ini dimulai guru menjelaskan prosedur kegiatan ini dan bagaimana cara yang aman memperlakukan bahan yang digunakan, ketika bahan sudah disiapkan seperti prosedur yang ditentukan letakkan sumber radiasi di dalam chamber matikan lampu didalam ruangan kemudian sorot dengan senter melewati cloud chamber untuk melihat jalur ionisasi dengan mudah amati jalur radiasi. Setelah percobaan dilakukan setiap kelompok mempresentasikan hasil percobaan kemudian mendiskusikan cloud chamber dalam ionisasi radiasi, selanjutnya masing- masing kelompok membuat kesimpulan dari materi tersebut dengan peta
Kegiatan hari kedua yaitu kunjungan ke sekolah pilot project SFHS dan QCHS. Observasi kelas Pertama di Sanfran- sisco High School (SFHS). Materi yang disampaikan tentang Spektrum Elektromagnetik dengan subtopik Ionisasi Radiasi pembelajaran dimulai memotivasi siswa dengan Puzzle seorang Penambang yang mencari jala n aman menuju rumah lewat gambar dengan menarik garis.
konsep. Selain itu siswa diminta berbaris berbanjar sesuai petanyaan yang akan diberikan guru apakah mereka sudah memahami materi hari ini, baris yang pertama True, Kedua False, ketiga Undecided. Siswa diminta berbaris sesuai pertanyaan yang diberikan guru apakah pertanyaan/pernyataan guru benar, salah atau ragu dan mereka berbaris sesuai pemahaman masing- masing. Diakhir kegiatan ini guru menampilkan Aplikasi pada bidang kerja dimana ada siswa yang menggunakan kostum ilmuwan, dokter, dll yang terkait dengan materi hari ini. Hemmm ... bakal padat acara ini!
Observasi kelas kedua di QCHS (Quenzon City High School), Materi yang disampaikan tentang Efek biologis dari radiasi dengan subtopik batasan radiasi pembelajaran dimulai memotivasi siswa dengan melihat gambar tentang radiasi; kemudian siswa dibagi beberapa kelompok dengan lembar kerja yang sudah disiapkan lalu siswa diminta mengukur radiasi di 5 area berbeda yang telah ditentukan. Praktek pengukuran ini menggunakan alat detektor radiasi yaitu Survey Meter (Hakaru-kun). Setelah melakukan pengukuran hasilnya dicatat pada lembar kerja kemudian dievaluasi dosis radiasi pada masing-masing area. Setiap Kelompok diminta menampilkan hasil pengukuran dari 5 area tersebut kemudian membandingkan hasil yang dicapai. Dari hasil yang dicapai batas radiasi yang aman dimana orang bekerja di sekitar area tersebut selama 4 jam /hari, 5 kali seminggu, 48 minggu/tahun apakah dosis yang ada melebihi batas ambang yang ditentukan.

Jika melebih batas ambang apa yang harus dilakukan. Diakhir kegiatan siswa menunjukkan efek radiasi dan cara pencegahan yang dilakukan terhadap radiasi melalui Pantomim, Liputan berita TV, Puisi atau lagu.
Hari ketiga kami mengikuti kegiatan "SOS" (SCIENCE ON A SATURDAY) TO BE DONE ON WEDNESDAY. Kegiatan ini seharusnya dilaksanakan hari Sabtu tapi karena mereka libur maka dilaksanakan di hari Rabu. Kegiatan ini mengajak siswa-siswi dan guru lebih mengenal lagi IPTEK NUKLIR dengan berbagai perlombaan yang seru dan menarik.
Perlombaan yang pertama yaitu membuat poster, menulis lagu, membuat jingle dan membuat design logo Pembangkit Nuklir; semuanya harus berhubungan dengan IPTEK NUKLIR. Hal ini dilakukan agar siswa-siswi tertarik dalam pembelajaran SCIENCE khusunya tentang IPTEK NUKLIR. Selama kegiatan berlangsung siswa-siswi serta guru sangat antusias dalam aktivitas ini. Pada kegiatan itu saya diminta untuk menjadi juri bersama dengan Expert dari Jepang dan IAEA yaitu Dr.limoto dan Mr.Sunil. Hasil karya yang ditampilkan sangat bagus dan kreatif baik itu slogan, gambar maupun poster. Pada Perlombaan selanjutnya menulis lagu dan jingle. Mereka dituntut untuk menulis lagu dan membuat jingle yang berkaitan dengan Nuklir. Dari lagu atau jingle yang mereka tampilkan ada satu group yang menurut saya sangat menarik dan bagus, karena lagunya dikolaborasi dengan music RAP. Tak lupa kami guru-guru menampilakan lagu untuk menghibur para siswa. Acara hari ini diakhiri dengan Penampilan lagu dari Dr.limoto; beliau menampilkan lagu dari Jepang yang membuat peserta terhibur. Hari Kamis kami berkunjung ke pembangkit Nuklir Filipina yang letaknya cukup jauh dari pusat kota. Kami berangkat sekitar pukul 6 pagi. Dari apartemen berjalan kaki sekitar 1 km ke tempat penjemputan Bis. Perjalanan diperkirakan selama 3 jam melalui jalan TOL dan sempat singgah di POM BENSIN untuk istirahat 30 menit untuk sarapan dan ke TOILET. Selepas jalan TOL kami masuk jalan raya biasa melewati jalan yang lurus dan selanjutnya melewati jalan pegunungan berkelok-kelok sama seperti di PUNCAK Bogor menuju pembangkit Nuklir BATAN.
Disana sudah ditunggu Staff BATAAN Filipina dan kami diterima di ruang meeting. Acara dimulai dengan perkenalan Expert dari Jepang dan IAEA serta Guru-guru Filifina dan Indonesia. Kemudian Presentasi dari Dr.Mauro Marcelo Kepala BATAAN Filipina yang menyampaikan sejarah pembangunan Pembangkit Nuklir Filipina dari mulai dibuat sampai digunakan namun pada akhirnya Pembangkit ini tidak difungsikan karena kebijakan politik negara mereka.
Dari penyampaian beliau banyak sekali pertanyaan yang diajukan khusunya dari guru, staf PNRI filipina sendiri, mengapa hal itu terjadi dan bagaimana harus memulai kembali. Tak lupa dari Expert dan IAEA memberikan Saran untuk perkembangan pembangkit tersebut. Dari beberapa pertanyaan dapat disimpulkan bahwa warga Filipina sangat menginginkan pembangkit tersebut beroperasi kembali. Namun memang membutuhkan dana yang cukup besar sekitar 1 juta dollar Amerika dan 24% dari 6000 plant system dan peralatan perlu diganti serta membutuhkan waktu 4 tahun. Namun yang paling penting adalah kebijakan dari Pemerintah Filipina, Langkah sudah dibuat oleh BATAAN Filipina untuk merealisasikan hal tersebut tinggal bagaimana menyampaikan betapa pentingnya hal tersebut untuk mereka.
Beruntunglah kita dari 4 pembangkit yang diajukan sudah 2 yang sedang berjalan. Hal ini perlu dilakukan oleh PNRI dan Guru-guru Filipna untuk mengedukasi siswa-siswi di sekolah sehingga dapat menyampaikan PESAN yang tersirat melalui putra-putri mereka secara baik dan benar bahwa NUKLIR memang sangat dibutuhkan dan aman untuk digunakan. Kegiatan dilanjutkan dengan mengujungi fasilitas Pembangkit tersebut. Dr.Mauro mendampingi kami dan menjelaskan bagian-bagian dari pembangkit itu walaupun sedang tidak beroperasi. Terlihat sekali bahwa sudah lama peralatan tidak digunakan namun masih ada perawatan, baik panel kontrol maupun turbin pembangkitnya. Dibanding dengan Pembangkit Nuklir di PUSPIPTEK jauh lebih baik punya kita. Setelah usai kami menuju West Nuke Beach tidak jauh dari kawasan tersebut untuk makan siang dan menikmati suasana pantai. Kemudian perjalanan pulang menuju kota Manila pukul 15.00 waktu setempat. Pada pukul 19.00 kami tiba di Manila lalu menuju Apartemen untuk Istirahat.
Hari Jumat kegiatan dilanjutkan "NUCLEAR EDUCATION FOR TEACHER" bertempat di QCSHS (Quezon City Senior High School). Pembukaan oleh Dr. Violeta Tupas, Pengawas Pendidikan di Quenzon City dilanjutkan prensentasi oleh Dr.Sunil, IAEA Expert dari India tentang Nuklir. Kegiatan ini diikuti oleh guru-guru disekitar Quenzon City, Banyak pertanyaan tentang pembangkit Nuklir di Filipina kenapa tidak beroperasi kemudian bagaimana selanjutnya untuk perkembangan kedepannya. Dr.Sunil menjawab melalui pendidikanlah kita mengedukasi siswa-siswi tentang IPTEK NUKLIR sehingga hal itu bisa tersampaikan dengan baik dan benar untuk pada akhinya Pemerintah Filipina beserta warganya berkesimpulan "YA" Kami membutuhkannya.
Prensentasi kedua dari Dr.limoto menyampaikan Nuclear Education for Teacher. Kami membentuk kelompok untuk melakukan praktek menggunakan Alat Detektor Mr. Gamma. Kelompok pertama menyaksikan Video Pembelajaran Tentang Nuklir di Lantai 1 dan kelompok kedua menggunakan Alat Detektor Mr.Gamma setelah itu bergantian melakukan hal tersebut. Selama kegiatan berlangsung para guru antusias mengikuti praktek tersebut. Aktivitas hari ini ditutup dengan penampilan siswa-siswi pemenang lomba lagu dan jingle tentang Nuklir serta tentunya penampilan kami guru- guru dari Filipina dan Indonesia.
Hari terakhir kegiatan dilakukan di kantor PNRI pukul 9 pagi dan dibuka oleh Direktur PNRI Dr.Delarosa. Beliau menyampaikan beberapa hal tentang kegiatan ini, dan banyak hal yang perlu dibicarakan. Kami diminta untuk memberikan Saran atas kegiatan ini. Evaluasi dilakukan untuk memberikan perbaikan kedepan atas program ini. Untuk Pembelajaran dikelas sejauh ini mempunyai kesamaan dengan K-13 namun secara struktur Kurikulum yang berbeda dimana KD yang mereka punya belum tampak pada silabusnya meskipun pembelajaran sudah terintegrasi dalam Mapel. Sekarang bagaimana membuat pembelajaran Scince khususnya IPTEK NUKLIR lebih menarik dan menyenangkan yakni agar aktivitas bisa dilakukan serta menyediakan semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan. Selanjutnya menyiapkan guru-guru yang kompeten dalam IPTEK NUKLIR, mendatangkan ahli ke dalam pembelajaran dikelas. Integrasi IPTEK NUKLIR dalam matapelajaran MIPA, Bimbingan karir juga diperlukan agar siswa-siswi mengetahui bidang pekerjaan meraka nantinya jika memilih IPTEK NUKLIR sebagai profesi. Mempunyai peralatan standar guna mengevaluasi hasil akhir dari kegiatan ini, dll.

Sebelum makan siang 2 teman dari Surabaya harus pamit lebih dahulu karena pesawat akan berangkat jam 2 siang waktu setempat dan mereka harus transit di Singapura. Untuk pulang ke Indonesia kami memang beda penerbangan sesuai tiket yang dipesan IAEA. Saya dan Ibu Laila dari SMAN 1 Tangsel berangkat pukul 20.55 waktu Filipina. Expert dari Jepang Dr. limoto tak lupa memberi saran kepada IAEA dan PNRI tentang programisasi ini diantaranya dibutuhkan banyak ahli Nuklir untuk mendukung guru dan siswa dalam pembelajaran di sekolah baik dalam bentuk pelatihan atau kegiatan tentang Nuklir, menyiapkan peralatan dan bahan yang dibutukan dalam pembelajaran di kelas. Memiliki buku standar Nasional tentang Radiasi. Guru dan sekolah membutuhkan pendanaan dan informasi melalui WEB.
Akhirnya Evaluasi hari terakhir ditutup oleh Dr.Sunil selaku IAEA Expert yang mengatakan bahwa peran serta guru dan siswa serta pemerintah melalui PNRI / BATAN guna mengedukasi nuklir memang sangat dibutuhkan agar program ini bisa berkelanjutan. Acara ditutup dengan makan siang dan foto bersama para Expert, Staf PNRI, Philipina Teachers serta simbolis Topi dari anyaman untuk kenang-kenangan. Kegiatanpun berakhir dan kami kembali ke Apartemen untuk berkemas karena jam 4 sore harus sudah di bandara walaupun pesawat kami take off jam 20.55 untuk menghindari macet. Hari sabtu merupakan puncak kemacetan sehingga menuju Bandara bisa mencapai 3 jam. Sebelum berangkat kami berbincang di Apartemen dengan Staff PNRI - salah satu tentang kasus warga Filipina yang akan dihukum mati di Indonesia. Kamipun menjawab hal tersebut masih dalam investigasi yang mendalam oleh penyidik sebelum diputuskan bersalah. Mobil yang menjemput kami tiba dan diantar oleh guru-guru Filipina, Staf PNRI serta Pengawas Pendidikan. Mereka mengantar kami sampai terminal 2 saja karena mereka harus mengantar Dr.Sunil ke terminal 3 yang kebetulan berangkat bersamaan. Kami menunggu di dalam Bandara dan menyempatkan sholat Magrib; dan sungguh sulit menemukan tempat sholat/mushola karena mayoritas mereka non muslim. Akhirnya saya mencari tempat/ ruangan kosong untuk melakukan Sholat setelah minta izin untuk menggunakan ruangan tersebut sampai waktu Isya. Setelah Sholat kami menunggu di GATE 3 untuk pesawat tujuan Jakarta. Dengan bis menuju pesawat Philipines Airlines waktu menunjukkan pukul 21.00 dan pesawat kami take off. Perjalanan kurang lebih 4 jam sampai Jakarta pukul 00.30 lebih cepat dari sebelumnya. Kamipun tiba di Jakarta dengan selamat, Al ha md i I i I la h, banyak ilmu dan pengalaman yang kami dapat semoga pengalaman ini dapat kami "share" dengan teman-teman, keluarga dan siswa-siswi kami tentunya. Terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada Allah SWT yang membuat semua ini terjadi, BATAN serta Kepala Sekolah yang telah memberikan dukungan atas kegiatan ini serta Dewan Guru semua berserta Pegawai lainnya. Bravo MOONZER.
Comments