BUNKASAI
- Khodijah Fitri
- Jun 13, 2017
- 3 min read

Seperti yang kita ketahui sebelumnya, pada tanggal 11 Januari kemarin sekolah kita tercinta menjadi tuan rumah acara festival kebudayaan Jepang atau nama lainnya Bunkasai yang diadakan oleh Perkumpulan Guru Mata Pelajaran (PGMP) bahasa Jepang. Walaupun festival kebudayaan Jepang ini hanya berlangsung selama satu hari, tetapi antusiasme dari pengunjung yang datang cukup mengejutkan. Selama acara berlangsung, terlihat banyak pengunjung dari berbagai kalangan yang datang menikmati acara, mulai dari usia sekolah dasar hingga lanjut usia.
Pembukaan festival dilakukan pada pukul 9 pagi, ada pula penampilan Taiko, yaitu sejenis atraksi tabuhan genderang dari Jepang yang memukau aula GSG kita, kemudian dilanjutkan dengan beberapa sambutan dari panitia dan dewan guru yang terlibat. Setelah serangkaian acara pembukaan akhirnya festival Bunkasai pun resmi dibuka.
Sebagai tuan rumah Bunkasai 2014 sekolah kita patut berbangga, karena acara semacam ini tentunya tidak sembarangan hadir di tempat-tempat tertentu.
Dalam perkembangannya sekolah kita yang juga menerapkan pelajaran bahasa Jepang pada siswanya telah memiliki koneksi yang baik dengan sejumlah organisasi kebudayaan Jepang yang membuat sekolah kita berkesempatan menjadi penyelenggara Bunkasai tahun ini. Untuk menyukseskan acara Bunkasai ini, sekolah menunjuk ekstrakurikuler Japan club yang dibantu oleh OSIS sebagai penanggung jawab sekaligus panitia dari acara ini. Tara Ayu Maharani (XI IPS 3), selaku ketua panitia Bunkasai 2014 sekaligus ketua dari ekstrakurikuler Japan club mengaku senang dan bangga karena acara Bunkasai tahun ini berlangsung dengan baik.
Dengan diadakannya acara Bunkasai ini, diharapkan agar para siswa dan pengunjung yang datang dapat mengenal kebudayaan Jepang lebih dekat sekaligus mengambil banyak kebaikan dari keunikan budaya Jepang yang ditampilkan.
Pada acara ini terdapat beberapa ruangan tempat berlangsungnya sejumlah aktivitas kebudayaan Jepang, ada ruangan tempat kita dapat belajar melipat origami beraneka bentuk sekaligus menonton anime Jepang yang ditayangkan melalui LCD, ada pularuangan dimana kita dapat menge-nakan kimono, baju tradisional khas Jepang lalu berfoto dengan latar belakang yang indah, di dalam ruangan ini kita juga dapat melihat bermacam permainan tradisional Jepang yang dipamerkan sekaligus belajar menulis kanji Jepang dengan kuas dan tintanya. Selain itu, di lantai dua terdapat beraneka ragam lomba yang diselenggarakan oleh panitia, seperti rodoku, manga,role play, nihongo shiken, pidato, dan vocal group. Peserta yang datang berasal dari berbagai sekolah s e - Jabodetabek ini terlihat antusias dalam mengikuti acara. Selain itu, panitia Bunkasai 2014 juga membuat Obakeyashiki atau biasa disebut rumah hantu. Selama acara ini berlangsung tempat yang paling banyak dikunjungi adalah Obakeyashiki, dikarenakan antrian panjang yang membludak mulai dari Obake ini dibuka hingga ditutup, maka obake dinobatkan sebagai tempat yang paling banyak peminatnya selama Bunkasai ini berlangsung.
Menurut hasil wawancara dari beberapa pengunjung obake, suasana didalam rumah hantu cukup menyeramkan ditambah minimnya cahaya didalam ruangan serta efek dramatis suara seram membuat hampir semua pengunjung merinding ketakutan. Di dalam obake juga terdapat beberapa panitia yang bertugas mendapat peran sebagai hantu, menurut pengakuan para hantu mereka merasa senang dengan antusiasme pengunjung yang membludak untuk datang mengunjungi obake tersebut, rasa lelah dan penantian hantu- hantu pun terbayar dengan kegembiraan kecil x mereka selama menakut-nakuti pengunjung obake.
Karena obake adalah rumah hantu bergaya Jepang, maka hantu- hantu yang 'bergentayangan' disana juga bertemakan kebudayaan Jepang, semisal hantu loli yaitu arwah seorang anak kecil yang memperlihatkan lukanya pada manusia, hantu wanita berleher panjang, hantu pocong, dan lainnya.

Selain obake, tempat lain yang banyak diminati pengunjung Bunkasai adalah bazarnya. Dalam bazar Bunkasai kali ini ada beberapa penjual kuliner khas Jepang yang turut ambil bagian dalam menyemarakkan festival kebudayaan Jepang ini; ada penjual takoyaki, es serut, okonomiyaki, dan makanan lainnya. Ada pula beberapa perusahaan yang menawarkan beasiswa ke Jepang dan kursus bahasa Jepang serta kursus kesenian Jepang lainnya. Di tengah hiruk pikuk kesibukan Bunkasai, ternyata hadir pula lima orang berkewarganearaan Jepang yang ikut hadir dalam festival ini. Mereka bersikap sangat ramah dan menyenangkan kepada pengunjung lainnya, kelima orang tersebut merupakan perwakilan dari penyelenggara Bunkasai ini.
'Wah, ternyata acara festival kebudayaan negara Jepang seperti ini sangat menarik, ya. Semoga sekolah kita bisa berkesempatan menjadi tuan rumah Bunkasai lagi untuk selanjutnya. Mari bereksplorasi dan berteman dengan negara Jepang! | Khodijah Fitri
Comentários