top of page

Tak Ada Halangan untuk Cinta

  • Vivi Sovira
  • Jul 10, 2017
  • 4 min read

"Lang! Ngeliatin apa sih lo? Serius banget" kata Gema mengagetkan Pelangi. Pelangi terlonjak kaget.


"Duh, lo tuh bisa gak sih gak ngagetin gue?" Kata Pelangi sambil menepis tangan Gema di pundak kirinya.


"Hehehe, ya maaf Lang. Gue kan gak tau kalo lo lagi ngeliatin gebetan lo" ujar Gema super kencang sambil melirik Kevin bermain basket. Beberapa anak di pinggir lapangan menoleh ke arah mereka.


"Heh! Lo tuh kebiasaan banget deh ngomong kenceng-kenceng. Malu kan kalo sampe ada yang tau!" Kata Pelangi. Suaranya tertahan menahan kejengkelan.


"Yahh, maaf lagi deh Lang. Lo kaya baru kemarin aja ngenal sahabat lo yang super kece ini." "Kece? Kecebong kali..." tukas Pelangi. Mereka sudah lama bersahabat. Dari kelas III di SD sampai sekarang, XI di SMA. Gema sudah banyak tahu kekurangan dan kelebihan Pelangi.


Begitu juga dengan Pelangi, la sangat pandai bergaul, tetapi kalau sedang bete, jangan berani ganggu deh.

Galak banget bo! Pelangi juga kurang aktif dalam kegiatan sekolah maupun ekstrakurikuler. Beda dengan Gema yang aktif dalam berbagai kegiatan sekolah dan ekskul.


Apalagi Gema juga sangat cerdas, la mendapat peringkat dua di ranking parallel satu angkatan mereka. Meskipun Pelangi tidak mendapat peringkat 10 besar, kemampuan berbahasanya jauh di atas teman-temannya. Banyakyang mengira Pelangi dan Gema pacaran, tetapi hati Pelangi hanya untuk satu orang. Satu orang yang dari dulu menempati hatinya, begitu juga dengan Gema.


Tengah malam, handphone Gema berdering. "Ha/o..,"kata Gema dengan suara berat dan enggan menyapa. "Gemaaa, maaf ganggu waktu loya, gue mau cerita. Penting nih!" Kata Pelangi antusias.


"Eh Pelangi! Gue kira siapa. Mau cerita apaan lo jam segini? Pake nelpon gue lagi, gue kan lagi mimpi indah sama cewe impian gue yang gue cintai sepanjang masa" balas Gema semangat.


"Ih! Norak banget deh lo. Ya udah gue cerita ya, tau gak sih looo? Nih ya, Gue diajak jalan sama Kevin! Gila gak sih, Gem? Setelah sekian lama gue nunggu, akhirnya kesampean juga." "Wah, gila! Kok bisa sih? Pake pellet apa lo? Bagi dong, siapa tau cewek impian gue jadi kepincut juga," kata Gema iseng. "Enak aja lo! Ya udah gue cuman mau ngabarin itu. Bye." Sambungan diputus.


"Gue selalu bahagia kalau lo bahagia, Lang," ucap Gema lirih.


Hari ini Jumat, 14 Februari 2014. Hari Valentine. Gema berencana memberi Pelangi bunga mawar merah, coklat, dan sepucuk surat sebagai tanda persahabatan. Hari ini pula. Pelangi mendapat setangkai bunga mawar merah dari Kevin. Mungkin, memang benar Kevin menyukai Pelangi, pikir Gema. Kevin anak yang baik, anggota OSIS seperti Gema, dan aktif dalam ekskul basket. Gema bersyukur Pelangi mendapat yang terbaik.


"Gema!" sapa Pelangi mengagetkan Gema yang sedang melamun. "Eh, Lang. kenapa? Muka lo seneng banget kayaknya."


"Emang seneng! Liat dong bunga gue," kata Pelangi sambil menunjukan setangkai bunga mawar merah di depan hidung Gema. Mereka pun terlibat perbincangan yang seru. Tak lama kemudian, Kevin datang dan menunggu di kejauhan.


"Tuh udah di jemput sama Pangeran lo," kata Gema mengingatkan Pelangi. "Eh iya, ya udah gue duluan ya Gem," kata Pelangi setengah berlari menuju Kevin.


"Woy, Gem! Gue duluan ya," kata Kevin sedikit berteriak karena jarak yang lumayan jauh. "Iya! Jaga sahabat gue jangan sampai lecet ya! Awas lo!' Kata Gema sedikit berteriak dan nyengir lebar.


"Hahaha iya santai aja, bro," kata Kevin sedikit bingung, la melihat kilatan lain di mata Gema. Setelah itu, Kevin melupakan kejadian tadi dan berjalan di samping Pelangi menuju kantin.


Sekarang Sabtu malam. Gema berdiri di depan rumah Pelangi dan menaruh bunga mawar merah, coklat, dan sepucuk surat. Gema langsung beranjak pergi karena ia harus packing dan bersiap untuk pindah rumah esok hari. Tanggung memang karena sebentar lagi ia naik ke kelas 3 SMA. Tetapi, panggilan kerja ayahnya tidak bisa ditunda lagi.


Pelangi tidak tahu soal ini dan Gema memang merahasiakannya. Semua urusan di kota ini telah diurusnya, termasuk sekolah. Dalam hati kecil Gema, ia tidak mau meninggalkan tanah ini, apalagi seseorang yang selama ini mengisi hatinya.

Di waktu yang sama, Pelangi dan Kevin sedang makan malam di sebuah restoran Jepang. Mereka mengobrol hal-hal ringan lumayan lama, sampai akhirnya...

"Long"kata Kevin pelan.


"Kenapa, Vin?" kata Pelangi sambil terus berkonsentrasi dengan ramennya.


"Gue mau bilang sesuatu sama lo."


"Ngomong aja, Vin."


"Gue tau antara lo sama Gema," kata Kevin. Sontak Pelangi berhenti menyantap ramennya dan memandang Kevin dengan perasaan bersalah. Kevin melanjutkan perkataannya.


"Gue tau dari tatapan lo dan sikap lo berdua. Tatapan Gema ke lo dan tatapan lo ke Gema itu lain dari tatapan kalian ke orang lain. Please, jangan bohong sama gue, Lang. Gue sayang sama lo, tapi gue gak pernah maksa. Gue tau lo sama Gema saling sayang. Dulu, gue juga gak nyangka soal ini dan makanya gue berani ngedektin lo. Tapi, setelah Gema kemarin ngeliat gue ngedatengin lo, gue tau Gema cemburu. Dan sebelum gue berangkat ke sini sama lo, Gema nelpon gue. Dia bilang ke gue buat jagain lo, karena dia mau pindah."


"Pindah?"Tanya Pelangi. Matanya membulat tak percaya.


"Iya, dia sengaja gakngasih tau lo. Dia gakmau- " "Anterin gue pulang sekarang, Vin," kata Pelangi memotong perkataan Kevin dan bersiap pulang. Setelah membayar, mereka pergi dalam diam. Sesampainya di rumah...


"Vin, maaf dan terima kasih buat semuanya ya," kata Pelangi pelan dengan tatapan bersalah.

"Gak ada yang salah, Lang. Gue senang kalo lo berdua bahagia," kata Kevin sambil tersenyum dan pergi mengendarai motornya.

Pelangi berjalan gontai ke rumah, la tidak tahu harus bagaimana menghadapi kepergian Gema dan takut alasan Gema pergi adalah karena dirinya. Setelah sampai di depan pintu rumah, ia mendapati setangkai bunga mawar merah, coklat kesukaannya, dan sepucuk surat. Ternyata dari Gema. Buru-buru Pelangi membuka surat tersebut. Terlihat tulisan Gema yang seperti rumput. Tetapi, Pelangi masih bisa membacanya.


"Hai, Pelangi. Gue minta maaf banget gak ngasih tau soal kepindahan gue. Gue gak mau lo jadi ngelarang gue pergi. Tapi, sebelum gue pergi, gue mau bilang sesuatu yang jujur. Gue sayang sama lo, Lang. Dulu, gue gak tau ini cuman perasaan sayang sebagai sahabat atau apa, karena gue menghargai persahabatan kita. Tapi, sekarang gue yakin. Gue cinta sama lo, Lang. Lo tau siapa cewek impian gue yang sering gue ceritain? Itu lo, Lang. Maaf gue nyampein lewat surat. Pengecut ya? Haha, sebenernya bukan karena gue pengecut sih, tapi karena lo pergi sama Kevin. Gue udah relain lo sama dia. Selamat berbahagia ya, Lang."

Air mata Pelangi menetes. Tanpa pikir panjang, ia berlari ke rumah Gema yang ada sekitar beberapa blok dari rumahnya.


Kebetulan, Gema sedang duduk di teras rumahnya. Pelangi langsung pergi menghampiri Gema dan berkata, "Yakin lo mau relain gue sama Kevin, di saat Kevin udah tau lo sayang sama gue bahkan relain gue sama lo?" Pelangi tersenyum.


Gema menghampiri Pelangi dan menggenggam erat tangannya. "Gue sayang sama lo, Lang," ucap Gema sambil tersenyum. Pelangi mengangguk, "Gue juga." Kedua insan tersebut tahu bahwa persahabatan bukan halangan untuk saling mencintai.

Comments


 RECENT POSTS: 
 SEARCH BY TAGS: 

Copyright 2018 Member Of

  • Black Facebook Icon
  • Black Twitter Icon
  • Black Google+ Icon
  • Black YouTube Icon
  • Black Pinterest Icon
  • Black Instagram Icon
bottom of page