Diva Patricia Namaku
- Diva Patricia
- Jan 5, 2018
- 5 min read

Kali ini, aku akan bercerita tentang perjalanan mengikuti lomba Solo Vokal FLS2 tingkat Provinsi. Semua berawal ketika aku duduk di bangku kelas 10 dan dipilih untuk mengikuti lomba tersebut di'tingkat Kota. Aku pun berusaha berlatih semaksimal mungkin agar tidak menyia-nyiakan tanggung jawab yang telah dipercayakan. Hasilnya aku meraih juara pertama dan berhak melanjutkan kompetisi tingkat provinsi.
Itulah awal yang membuatku senang dan belatih sendiri 3 kali seminggu. Tetapi menghadapi lomba kali ini aku tidak dilatih karena kesibukan sekolah yang tinggi, maka timbul perasaan sedikit gugup meskipun membawakan lagu yang sama ditambah lagi karena kegiatanku yang tinggi di OSIS dan bimbel yang tidak menyisakan waktu banyak untuk berlatih. Puncaknya adalah ketika guruku mengabarkan bahwa akan berlomba dalam waktu 8 hari lagi. Pastinya kaget karena sudah lama tidak berlatih dan saat itu kegiatan OSIS sangat padat. Akhirnya ketika 1 hari sebelum berangkat, guruku menghubungi untuk memperlihatkan progress latihanku, ya
Tuhan Setelah diberikan sedikit saran, aku pun bergegas membeli peralatan

yang diperlukan dan langsung pulang untuk packing.
Lomba FLS2 tingkat provinsi Banten diselenggarakan di hotel Marbella di pinggir pantai Anyer, mustinya cukup menyegarkan pikiran. Aku dan peserta2 yang berkompetisi di bidang seni lainnya seperti gitar solo, monolog, desain poster, dan lain lain yang mewakili Kota Tangsel berkumpul di SMAN 2 Tangsel pada hari minggu pagi. Karena aku memeluk agama Kristen, sebelum ke sekolah aku beribadah terlebih dahulu di gereja dengan waktu yang lebih pagi. Meskipun biasanya aku gereja pukul 9, aku merasa bahwa aku perlu sekali beribadah untuk mendapatkan restu dan berkat dari Tuhan. Tidak lupa aku meminta orangtuaku untuk mendoakanku agar semua yang aku lakukan adalah yang terbaik.
Setelah kami semua berkumpul di lobby sekolah, ada acara pelepasan peserta. Acaranya tidak terlalu lama dan biasa saja. Setelah itu pun kami berangkat ke Anyer dengan mobil Moonzher. Perjalanan dari Serpong ke Anyer memakan waktu kurang lebih 2 setengah jam. Setelah menunggu lama, akhirnya kami sampai lantas mengisi absensi namun menunggu sangat lama untuk mendapatkan kunci kamar. Setelah sekian lama akhirnya kami masuk ke kamar, lumayan meregang tubuh.1 kamar dapat menampung 6 - 7 orang dan aku sekamar dengan ka Febi, ka Elsa, ka Ani, ka Bilqis, ka Sherly, dan bu Marfuah. Awalnya aku tidak begitu mengenal mereka namun lama kelamaan kami menjadi saling dekat.

Setelah merapihkan barang2 dan mandi, acaranya adalah mengikuti pembukaan di ballroom hotel tersebut dan disitulah surprise pertama karena ketika aku masuk ke ruangan langsung didaulat menjadi dirigen lagu Indonesia Raya ..
.. heemmmm, padahal aku tidak pernah sekalipun menjadi dirigen, "hai, Diva, ini tantangan!" dan aku harus melakukannya dengan baik karena itu adalah tugas dan mewakili nama sekolah. Dengan bantuan seorang ibu panitia yang mengajari cara memimpin sebuah lagu sebagai dirigen, aku pun menjalani tugas tersebut dengan yakin. Setelah acara pembukaan, peserta dan pembimbing mengikuti technical meeting untuk masing2 cabang lomba. Ternyata lomba solo vokal dilaksanakan pada esok pagi dan sehari setelahnya adalah finalnya. Karena sudah larut malam dan aku cukup lelah akhrinya aku meninggalkan TM menuju kamar. Jam 11 malam, aku dan teman yang mengikuti lomba solo vokal putra (ka Dandy) berlatih dengan pak Ogie sampai sekitar jam 12 malam. Setelah itu, kami langsung beristirahat karena keesokan harinya lomba akan dimulai pukul 9.

Pukul 7 pagi (huufft...), bergegas mandi, lalu menyetrika baju kebaya yang sudah kupersiapkan; mengganti pakaian dan dibantu ka Sherly untuk make-up. Finish! dan jam 9 kurang 15 menit, aku siap melakukan pemanasan sambil makan sedikit sarapan. Sumpah, aku tidak bisa makan karena sangat gugup. Latihanpun cuma sebentar karena tepat pukul 9, aku dan ka Dandy sudah berada di tempat pelaksaan. Ayoooo Diva... kamu pasti bisa mengatasi nervous!
Ternyata banyak peserta lain yang datang molor waktu hingga 30 menit dan dewan juri hadir sekitar pukul 10 sehingga lomba baru dimulai pada pukul 11. Tampil duluan adalah peserta solo vokal putra sehingga solo vokal putri dilaksanakan pada pukul 13.00. Ka Dandy sudah nampak tenang karena sudah tampil dan sangat bagus penampilannya menurut aku, tinggal Diva ini yang masih gugup.
Lagu pertama berjalan dengan lancar, hanya sedikit tersedak ketika aku menyanyikan lagu daerah. Meski aku berusaha menutupinya, namun yakin Juri pasti mendengar. Perasaan itulah yang menggiringku tidak mau menyaksikan penampilan peserta lain dan langsung menuju ke kamar. Aku menelpon mama dan menceritakan semuanya dengan isak tangis (kebetulan tidak ada orang lain di kamar) karena sangat tidak mau membuat orang2 yang percaya kepadaku kecewa . . hingga akhirnya ketiduran sambil mendengarkan lagu.

Ketika ada yang masuk ke kamarpun tidur lelap ini tetap berlangsung, hehehe . . . Hingga akhirnya ka Ani membangunkan untuk diajak mengikuti TM. Ah, aku bingung dan belum sadar barangkali hanya bercanda atau aku yang mimpi dan ... aku kembali tidur. Tapi setelah ka Ani membangunkan lagi dan bilang bahw aku masuk final, barulah tidur ini benar- -benar sadar; apalagi mendengar bahwa ka Dandy juga masuk babak final, wooowww ... rasanya inilah surprise. Aku langsung berdoa mengucap syukur kepada Tuhan dan langsung ke ruang TM dengan masih memakai baju rumah yang tadi kupakai untuk tidur plus sandal hotel. Dalam technical meeting tersebut, juri mengevalusai dan mengkritik penampilan setiap peserta agar ketika bertanding di babak final dapat memaksimalkan penampilan. Aku dikomentari punya modal energi vokal yang kuat, sayangnya terkadang kurang dapat mengontrol energi tersebut.
Lagu yang akan kubawakan adalah nomor dari Agnes Monica : Matahariku. Lagu ini cukup menantang dibandingk lagu babak penyisihan, lagunya Raisa : Pemeran Utama. Banyak partyg menguji pengontrolan power disamping banyak nada-nada tingginya.
Keesokan harinya lombapun dimulai. Tetap guguuuuup ya Tuhan walau tidak segugup ketika babak penyisihan. Beruntung lomba ber-langsung di tempat dan panggung yang sama, setidaknya sedikit menenteramkan hati. Nomor urutku 8, nomor terakhir karena peserta final ada 4 peserta vokal putri dan 4 peserta vokal putra. Ka Dandy berada di nomor urut 2 Sudahlah, apapun hasil itu tadi aku tetap senang dan bersyukur sudah sampai ke babak final tingkat provinsi, tak lagi kupikirkan menang atau kalah. Apalagi mempunyai teman2 yang sangat mendukung, juga seru meskipun mereka adalah kakak kelas dan dari sekolah lain se Tangsel. Setelah itu aku menyaksikan penampilan ka Febi di lomba monolog, memberi dukungan seperti dukungan sama yang ia berikan untukku.
Saatnya pengumuman hasil lomba solo vokal dimulai. Woooo . . . semua teman ikut menemani dan mendukung. Yang lebih dahulu dibacakan pemenang solo vokal putra dan Ka Dandy meraih juara kedua. Terima kasih Tuhan!. Aku berpikir tidak mendapatkan juara sama sekali karena menurutku ka Dandy jauh lebih bagus. Ketika pembacaan pemenang solo vokal putri, rasanya tak mau lagi mendengar apalagi ketika penentuan juara 3, aku kaget. Peserta itu tadi sangat bagus nyanyinya dan dia hanya meraih juara 3. Lalu juara 2, kalau tidak salah dari kota Cilegon, itu tadi sangat bagus dan banyak yang bilang kalau dia pasti menang. Aku sudah yakin juara 1 nya pasti peserta yang satu lagi. Tiba - tiba aku mendengar bahwa juara pertama diraih oleh pesera dengan nomor urut 8!!! Ya Tuhan ... panggung seperti berputar, hahahaha... aku kaget campur senang, campur air mata.
Setelah itu, pemenang yang mendapat juara pertama putra dan putri bertemu dengan dewan juri. Aku berpikir pasti untuk dievaluasi, dan ternyata benar. Aku dan ka Linggom dievaluasi secara spesifik. Senang, karena ini bekal untuk maju ke tingkat nasional mewakili provinsi Banten. Ada komentar juri yg sedikit pedas tapi saya menganggap kritik yang membangun agar tidak lagi melakukan kesalahan yg sama. Evaluasi tersebut memakan waktu cukup lama, dari yang tadinya teman menunggu sampai akhirnya mereka kembali ke kamar. Dari tadinya banyak panitia yg masih berada disitu, hingga akhirnya benar-benar sepi.
Sayang ka Febi tidak mendapatkan juara, aku tahu dia pasti sangat sedih meski tetap berusaha terlihat senang. Kamipun langsung ke pantai supaya ka Febi terhibur dan tidak menangis.
Hahahahahaha. Bermain dan melepaskan beban saat lomba, kamipun bermain banana boat BER 111! hingga 3 kali karena ketagihan. Permainan pantai kami akhiri dengan menikmati kesegaran minum air kelapa. Kese- ruan berlanjut dengan Samyang challenge; mendadak heboh ketika semua kepedesan dan perut panas.
Disaat penerimaan piala, merebak rasa bangga serta haru bahwa Kota Tangerang Selatan meraih juara umum dengan meraih 3 emas, 1 perak, dan 1 perunggu.
Tidak lupa aku berterimakasih atas dukungan dan doa dari sahabatku Adhel, Andin, Rhei, dan Yo
hana. Juga terimakasih kepada pak Ogie dan ka Brian yang telah membimbing dan melatih. Terimakasih kepada semua teman dan guru - guru yang telah memberikan doa dan dukungan bagiku.

Comments