top of page

Harmoniamagz X Bayu Dwiputra

  • Vania Nathaniela
  • Jan 5, 2018
  • 4 min read

Menyempatkan waktu untuk mengejar cerita dari seorang Bayu tidak semudah yang kelihatan lantaran jadwal belajar dan kegiatan di sekolah kita ini memang tinggi yang tentu saja keterbatasan waktu masing-masing. Namun akhirnya sang waktu mempertemukan dan inilah kisah sang peraih keberhasilan untuk bidang yang baru pertama kali diraih oleh sekolah tercinta

Bagaimana kiat menyiapkan diri untuk OSN ini?

Bayu: Menurut saya yang utama adalah imajinasi dan analisis. Saya pribadi tidak banyak menulis atau bekerja diatas kertas (yang sebenarnya berdampak negatif cukup besar kalau terlalu banyak) tapi lebih sering menyelesaikan masalah dalam pikiran. Masalah - masalah tersebut juga tidak melulu soal tipikal keluar di OSN, tapi seringkali tentang cara menjelaskan mengapa suatu hal bisa terjadi di alam. Sebagai pengecualian (yang saya akui) memang butuh dilatih untuk menulis/bekerja diatas kertas dan sekaligus imajinasi itu di cabang kimia serta fisika; karena memang penurunan persamaannya bisa cukup panjang dan butuh analisis dimensi untuk konfirmasi kebenaran persamaan.

Bisa ceritakan sedikit bagaimana perjalanan kalian dari awal hingga bisa meraih medali?

Bayu ; Yang jelas pasti panjang. Awal semester masuk sma, saya hampir tidak tahu apa2 tentang bidang yang mau saya ikuti, tapi saya ikuti saja instruksi dari alumni OSN tahun sebelumnya dan memutuskan ikut kimia. Saat melihat silabus yang benar2 "over simplified", saya benar benar meremehkan materinya. Akhirnya saat tes saya hanya bisa tertawa melihat soal soal yang tidak dapat saya kerjakan. Dapatlah saya nilai 14 poin dari sekian ratus poin. Disamping tes bidang, ada juga semacam psikotes untuk hal kreatifitas, logika, bakat/minat. Hasilnya pun sepertinya tidak begitu bagus. Saat wawancara ditambah lagi dengan tekanan yang cukup menjatuhkan mental, apalagi hasil psikotes yang mengatakan saya cocok d i bidang lain. Saya putuskan saya keluar dan kembali lagi kelas 11. Tapi setelah ada pengumuman lagi, saya diikutkan pelatihan rutin tiap weekend dengan kakak kelas. Ya saya ikuti saja. Pasti awal2 memang belum tahu apa2 dan nilai tes saya pun tetap hancur2an, hanya sekitar angka 30 %-50%. Saya tidak terpengaruh dengan angka tersebut apalagi saya sebenarnya memang tidak kompetitif dan tidak punya minat untuk menang. Yang ada hanyalah motivasi sebatas rasa ingin tahu, namun ternyata rasa ingin tahulah yang membawa kesuksesan kepada para salntis. Saya tetap belajar giat karena memang penasaran atau istilahnya kepo dengan bagaimana alam bekerja.

Hasilnya memang masih kurang tapi dapat dipertimbangkan oleh guru saya. Saya hampir menyentuh angka nilai tes 70% di akhir semester. Lalu saya diikutkan pelatihan lebih lanjut dan disitu perkembangannya cukup signifikan. Singkat cerita saya diikutkan oleh sekolah dan nyaris sekali tidak lewat, dapat peringkat 5. Peringkat 5 ini menegur saya untuk lebih berhati hati di tingkat provinsi, tapi ya apa boleh buat - keegoisan saya mendominasi. Saya belajar bagian yang memang saya pelajari saja. Tapi di tengah tengah pra OSP saya ikut pelatihan dan dilatih oleh seorang yang berprestasi di tingkat internasional dan mendapatkan "pencerahan". Rasa ingin tahu saya lebih bangkit lagi dan lebih meluas bahkan hingga materi2 matematika (terutama kalkulus),fisika, dan biologi.

Pandangan saya terhadap sains pun berubah. Tidak tahu ada apa, niiai2 tes saya semakin menurun menjelang hari-h. Tapi ya memang dari awal perjalanan panjang ini saya sudah biasa terpikir "oh yasudahlah". Nah ternyata pas hari- H, keluarlah "faktor- x". Yaitu semangat membara tiba2yg keluar karena beberapa hal yang kurang jelas alasannya, tapi salah satunya adalah soal2 yang luar biasa menarik, saya benar benar berpikir keras dlm mengerjakanya. Pokoknya optimis dengan hasilnya dan puji syukur dapat kabar baik yaitu peringkat 2 OSP dengan nilai relatif tinggi bila dibandingkan tes komprehensif saya di pelatihan. Tapi saya agak salah strategi, setelah OSP, saya sakit- sakitan dan benar2 jenuh dengan materi. Hasil komprehensif malah membuat tambah takut tidak dapat medali. Pikiran saya selama pra OSN benar2 "dark".

Saya merasa tertekan ketika diberitahu "kamu perwakilan provinsi" dan semacamnya karena saya agak pemalas dan merasa takut persaingan nanti.

Tapi saya mulai sadar bahwa saya berubah. Tujuan saya tidak semurni dulu. Pikiran saya yang tadinya terisi dengan "wonders of nature" menjadi "wonders dapet medal gak ya?". Saya mulai memikirkan kompetisi yang sebenanya saya tidak begitu suka dengan kompetisi. Beberapa hari sebelum OSN saya coba luruskan kembali niat. Agak sulit menceritakan bagaimana saat pengerjaannya karena hal yang unik dari OSN tahun ini adalah pengaturan waktu yang luar biasa singkat, tahu2 selesai sudah. Saya benar2 pesimis, saat pengumuman perunggu selesai dan saya tidak dipanggil, saya menatap kakak kelas sambil menggeleng2. Tapi dia memberi kode untuk tenang. Saat pembacaan yang perak saya tutup muka, tutup mata dan tidur sambil mikir "oh ya gapapa la h ya masih ada tahun depan". Dan tahu2 telinga terdengar nama saya saat pembagian medali perak. Saya teriak dan langsung lari ke panggung. Legaaa sekali rasanya.

Apa saja rintangan selama penyelenggaraan OSN ini?

Jelas, rintangannya lebih banyak pada individu masing - masing. Memang tipikalnya itu halangan, batasan/membatasiyang itu dilakukan oleh diri sendiri. Menurut saya hal2 yang terkait dengan mental ini sulit diatasi.

Lantas perasaan ketika mendapatkar medali?

Pasti senang, kata guru pembimbing saya bersyukurlah sebelum apapun itu terjadi Jadi setelah dapat medali saya berdoa dan bersyukur yang banyak.

Cita - cita kedepannya?

Cita - cita untuk kedepannya semogc semakin banyak penerus yang tertaril dengan sains dan semoga sains d, Indonesia makin maju. Medali ini bukanlah akhir dari perjalanan di dunia sains. Bangga boleh tapi jangan terlalu lamc karena mendapat medali memang sulit, tapi mempertanggungjawabkan medali pun tidak lebih mudah dar, mendapatkannya.

Pesan buat teman - teman yang belum beruntung memenangkan OSN?

Yaa secepatnya mulai belajar karena materi OSN itu luas. Walau sebagian besar analisis, dasar - dasar teori juga kunci utama buat masuk ke solusi masalah. Jadi kalo dasar teori belum dapet bakal sulit. Dan tetap rendah hati (bukan rendah diri) biar kalian semangat belajarnya. Salah satu pelatih saya yang saya sebut berprestasi di tingkat internasional pernah dituntut untuk membuat buku, tapi dia mengatakan kalau dia belum tahu apa - apa. Saya pikir memang kita manusia ini kecil, banyak sekali hal yang tidak diketahui yang belum bisa kita jawab. Jadi mulailah belajar dari sekarang dengan sepenuh hati.


Commentaires


 RECENT POSTS: 
 SEARCH BY TAGS: 

Copyright 2018 Member Of

  • Black Facebook Icon
  • Black Twitter Icon
  • Black Google+ Icon
  • Black YouTube Icon
  • Black Pinterest Icon
  • Black Instagram Icon
bottom of page