Panglima Pemimpin Cakrawala
- Vania Nathaniela
- Jan 5, 2018
- 3 min read

Kebersamaan seperti halnya jarum jam yang berdetak merambati hari bulan dan tahun; waktu terus berputar dengan cepat. Seperti halnya organisasi OSIS, M PK, plus ekskul yang terhubung dan saling melengkapi - dibatasi oleh waktu. Akhirnya kenangan dan pelajaran berhargalah menjadi mozaik indah yg kita simpan.
Kakak angkatan 30 telah bekerja keras dengan program kerjanya dan sangat berhasil, tidak lepas tangan begitu saja namun memberi arahan sekaligus pelajaran terakhir untuk angkatan 31 dan 30 dalam Jambore OSIS-MPK-Ekskul 2017. Bertemakan "Panglima Pemimpin Cakrawala" kegiatan ini berlangsung tanggal 8-9 September 2017 di SMAN 2 Kota Tangerang Selatan. Layakya sebuah pesawat, calon anggota OSIS, MPK, serta calon ketua dan beberapa anggota ekskul merupakan penumpangnya.
Hari Jumat, seluruh peserta dan semua perlengkapannya berbaris di lapangan voli, sweeping sesuai kelompok mulai dari kelompok 1 hingga 16. Sekitar pukul 16.00 apel pembukaan kemudian peserta bubar menuju kamar masing- masing. 16 kelas sebagai kamar, delapan untuk pria delapan putri semua di lantai bawah.
Usai shalat maghrib peserta membawa makanan hangat beserta botol minum 1,5 liter ke GSG. Panitia keamanan berjajar di route yang kami lewati menuju GSG yang dihiasi lampu Natal di pintu dan panitia yang membagikan tiket "pesawat kami yang siap ditumpangi".

Kami duduk sesuai barisan mendengarkan sambutan panitia sehingga membuat atmosfir seakan-akan di dalam pesawat. Tujuan penerbangan tahun ini adalah mimpi tanpa batas yang bermakna kita harus memiliki & mewujudkan impian masing-masing di organisasi. Sesi ini sangat berkesan karena peserta diminta membuat kelompok berisi lima perempuan dan lima laki-laki, berpasangan dan saling menyuapi selama waktu yang ditentukan. Tantangan menjadi sulit ketika makanan yang dibawa harus habis.
Setelah selesai makan kemudian sholat, berikutnya adalah berkumpul bersama sekbid masing2 bersama guru pembimbing. Sekbid mengevaluasi program kerja sebelumnya dan merencanakan program baru. Setelah batas waktu usai, peserta dan pembimbing kembali ke GSG.

Selanjutnya peserta berbaris menurut kelompok asal, saling memegang pundak di depannya dan menutup mata dengan dasi. Peserta paling depan dituntun oleh seorang panitia berjalan dalam sepi dan gelap menuju suatu tempat. Ketika sampai, kami diperbolehkan membuka penutup mata dan dikejutkan dengan keindahan puluhan lilin berbentuk pesawat di lapangan sementara panitia berbaris melingkar menyanyikan lagu Kisah Klasik, ooh, . . . sungguh malam yang indah. Semua turun berkumpul menerbangkan lampion .. sungguh momentyang penuh arti dan harapan bagi panitia juga peserta.

Rangkaian acara selesai, peserta kembali ke kamar. Menjelang Subuh kami dipanggil panitia, bergiliran bergabung dengan kelompoknya mengelilingi sekolah, ternyata sesi itu adalah jurit malam. Kami tiba di semua pos bergiliran, menyelesaikan semua tantangan panitia, ada yang berhasil dan ada yang tidak. Beberapa panitia berdandan untuk menakut-nakuti, hehehehe. Ada sih rasa takut tapi kami melakukannya bersama sehingga kekompakan jauh lebih terasa. Pos terakhir amat memerlukan kerja sama, merakit benda yang didapatkan dari pos-pos sebelumnya membentuk sebuah benda bebas. Setelah sesi ini selesai peserta kembali lagi ke kamar untuk istirahat dan bangun pada waktu shalat Subuh.
Usai shalat Subuh peserta diminta membawa roti dan susu untuk sarapan di lapangan. Seluruh panitia memastikan tidak ada peserta yang tidak sarapan. Setelah selesai, terdengar musik dan semuanya menggoyangkan tubuh maka pecahlah tawa kegembiraan bersama. Acara berlanjut dengan memasak nasi goreng di lapangan voli; sesi ini seru dan menyenangkan karena ada kelompok yang kekurangan bahan terpaksa minta kelompok lain, ada pula yang melakukan barter sementara durasi waktu tidak banyak sehingga harus memasak dengan cepat. Tanpa memastikan rasanya, nasi goreng yang sudah siap dituang ke atas daun pisang yang menjadi alas makan lalu peserta duduk memanjang dengan nasi goreng yang disusun memanjang pula. Jika ada nasi goreng tersisa maka peserta wajib saling membantu menghabiskan. Itulah makan pagi yang penuh tawa dan kegembiraan.

Acara berlanjut dengan outbound di sekitar sekolah dengan tantangan permainan dari satu pos ke pos lainnya. Pos paling menegangkan sekaligus paling kotor adalah berjalan di danau kotor sambil membawa alas kaki masing-masing. Panitia yang berjaga di pos ini sangat jahil sehingga banyak peserta penuh kotoran dari kepala hingga kaki. Tak dipungkiri kami kembali ke sekolah dengan bau kurang sedap dan matahari yang kian tinggi. Sampai di sekolah minum nutrisari jeruk nipis dan berbaris di lapangan parkir. Lama menunggu, peserta dibagi menjadi tiga kelompok dan mengambil pewarna yang disediakan untuk menyerang kubu lawan. Tidak hanya penuh warna, sesi colour fun juga penuh air yang disiram panitia menggunakan selang atau botol air mineral. Kami terlalu asyik bermain dan melupakan tubuh yang sangat kotor.
Akhirnya selesai dan peserta boleh mandi sampai batas waktu jam 12 siang. Semua kamar mandi penuh dan terjadilah antrian, hehehehe. Selepas mandi, peserta muslim sholat terlebih dahulu kemudian menuju GSG untuk closing. Kakak angkatan 30 selaku panitia mengucapkan kesan pesan plus harapan, ditayangkan pula kenangan dan keseruan selama acara. Penerbangan 2017 ditutup dengan pembagian hadiah snack sesuai nominasi masing- masing dan salam perpisahan. Rasa haru, berat hati dan kerinduan mewarnai siang itu. Jambore tahun ini, semua memiliki harapan baru untuk organisasinya dan terbang membawa pesan angkatan sebelumnya menuju mimpi tanpa batas. Selamat berjuang, sukses selalu OSIS, MPK, dan Esktrakulikuler! I Vania Nathaniela

留言